Friday, August 6, 2010

Selo : Dieng versi mini

SELO : Dieng versi mini
Mungkin ada yang tidak setuju dengan ungkapan tersebut, tapi menurut pandangan pribadiku itu boleh saja. Tidak semua yang ada di Dineg, ada di Selo. Tapi Aku lebih melihat pada kesamaan panorama alam yang ada di Dieng dan Selo. Kesamannya antara lain : berada di antara dua gunung (Dieng : Sindoro-Sumbing, Selo : Merapi-Merbabu), Lahan berbukit-bukit yang sebagian besar digunakan untuk menanam buah dan sayuran, Panorama pegunungan yang indah & masih asri.
Mungkin banyak yang belum mengenal Selo. Disini saya ingin mencoba mendeskripsikan Selo dari berbagai sudut yang mungkin anda belum mengetahui semuannya. Selo berada tepat di tengah antara gunung Merapi dan Merbabu, terletak di Kabupaten Boyolali (atau sering dikenal dengan sebutan “Kota Susu”) di bagian paling barat dan berbatasan dengan Kabupaten Magelang. Kecamatan Selo merupakan satu-satunya kecamatan di Kabupaten Boyolali yang berada di pegunungan tinggi. Selo dapat di tempuh dari Boyolali Kota selama 30 menit dengan standar 60 km/h kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan umum. Dengan kondisi jalan yang sudah bagus, tidak terlalu lebar (6 m) dan berkelok-kelok khas pegunungan.
Menurutku, Selo dapat dikatakan sebagai Dieng_nya Sekarisidenan Surakarta (Subosukowonosraten) karena mempunyai karakteristik yang hampir sama seperti yang telah disebutkan di atas. Selo memiliki berbagai tempat wisata yang wajib untuk anda kunjungi. Tempat yang paling terkenal untuk kawula muda adalah Irung Petruk City (IPC). Disini tempat tongkrongannya kawula muda yang berwisata ke Selo. IPC adalah sebuah tempat pemerhentian/peristirahatan yang berada di pinggir jalan yang agak melebar/menjorok kesamping. Dari tempat ini, memiliki view panorama yang sangat indah ketika melihat ke arah Timur. Serasa sudah berada di puncak gunung ketika melihat Boyolali, Solo dan sekitarnya dari atas dengan diselimuti awan. Mungkin karena inilah, tempat ini dijuluki Irung Petruk. Untuk melihat pemandangan seindah itu, anda tidak akan di tarik biaya dan biasanya ada 2 PKL yang menyediakan makanan dan minuman. Silahkan menikmati sepuasnya, mungkin sambil memikirkan “begitu besar kekuasaan Allah SWT”. Di samping IPC juga terdapat fasilitas Flyng Fox bagi anda yang ingin memacu adrenalin, karena berada di antara dua bukit yang di bawahnya adalah lembah yang cukup curam. Panjang lintasan yang lumayan jauh, mungkin sekitar 200 m kalau tidak salah. Masalah keamanan sudah terjamin sesuai standar.
Saat melakukan perjalanan dari Boyolali maka apabila anda menghadap ke barat akan disuguhi keindahan puncak Merapi yang terkadang terlihat sangat indah saat tidak tertutup kabut. Pemandangan juga tidak kalah menarik jika melihat ke kanan dan ke kiri. Hamparan tanaman sayuran yang berada pada tebing-tebing yang luas dan hampir memiliki kemiringan hampir 45 derajat dapat kembali menyegarkan kepenatan. Kalau anda beruntung, ada pemandangan yang lebih menarik ketika para petani sedang melakukan panen raya. Pemandangan yang mungkin tidak ditemui setiap waktu anda melakukan rutinitas masing-masing di kota anda.
Bagi Pecinta Alam, pendakian Gunung Merapi dapat melalui Pos Selo. Dari pos ini puncak Merapi yang mengeluarkan asap/awan sudah terlihat jelas apabila sedang tidak tertutup kabut. Dari pos ini akan melewati sebuah tempa wisata yang disebut “New Selo”. Tempat ini di resmikan pada era Presiden Megawati. Tulisan New Selo yang cukup besar terbentang di pinggang gunung, hampir seperti tulisan “Holiwood”. Dari tempat ini dapat melihat view panorama Merapi dan Merbabu yang indah dengan awan yang menyelimutinya. Ditempat ini ada sebuah gardu pandang dan beberapa kios pedagang. Di tempat ini, anda juga tidak akan ditarik retribusi, cukup membayar upah parkir. Akan tetapi saat ini tempat ini serasa kurang terurus. Mungkin karena dinas terkait kurang peduli.
Seperti halnya tempat-tempat lainnya, di pegunungan pasti menyimpan potensi wisata air terjun. Air terjun ini bernama Kedung Kayang yang berada di daerah Wonolelo. Sebelum menikmati indahnya di air terjun, anda terlebih dahulu harus melewati anak tangga sekitar 10 menit. Mungkin terasa lelah, tetapi sebanding dengan eksotisme air terjun yang ditawarkan. Keindahan air terjun Wonolelo tidak berbeda jauh dengan air terjun Jumog, tetapi ketinggiannya masih lebih rendah di banding dengan Grojoga Sewu yang ada di Karang Anyar. Akan tetapi ini tidak menjadi masalah, Air Terjun wonolelo dapat menjadi salah satu alternatif lain untuk menambah tujuan wisata air terjun. Tiket cukup murah Rp. 3.000 per orang.
Tradisi “Nyadran” setiap menjelang bulan Ramadhan. Kebanyakan warga Selo maupun Cepogo melakukan tradisi nyadran atau lebih dikenal dengan tradisi menghormati/mendoakan para leluhur yang telah meninggal. Pada waktu nyadran biasanya setiap rumah menyiapkan banyak sekali makanan untuk tamu (baik undangan maupun yang tidak diundang). Anda yang berwisata silahkan mampir di rumah salah satu warga dan bertamu seperti layaknya orang yang sudah kenal. Mereka (warga selo) pasti akan ramah dan mempersilahkan anda dengan baik, karena bagi mereka suatu kehormatan dapat kedatangan tamu yang semakin banyak. Acaranya lebih mirip ketika acara lebaran.
Sementara ini dulu yang dapat saya deskripsikan buat para pembaca yang pastinya suka berwisata. Semoga tulisan ini bermanfaat dan pastinya ditunggu kedatanggannya ke Selo serta tempat-tempat menarik lainnya di Boyolali.

3 comments:

  1. Angel: Sebagai awal blog ini udah lumayan bagus. Sebagai saran kalo fokusny ke pariwisata agar lebih komplit buat guide tour, tambahahin info lbh lanjut sprti peta, transportasi alternatif, biaya dll. Terus percantik blok u, Keep up ur work bro

    ReplyDelete
  2. Okey Too d'Angel
    Wah pa eto takjak ra gelem

    ReplyDelete