Tuesday, August 17, 2010

Timnas Muda Indonesia 2010




Tak dapat dipungkiri prestasi Timnas Merah Putih beberapa tahun belakangan mengalami kemunduran. Penampilan Timnas dalam beberapa ajang Internasioal dapat dikatakan mengecewakan Pecinta Bola Nasional. Hal ini juga berpengaruh pada Perinkat Dunia FIFA, dimana Indonesia pada Desember 2009 berada di posisi ke-120 dan pada tahun 2010 ini mengalami penurunan peringkat menjadi 136. Indonesia kalah dari Singapura yang berada pada posisi ke 120 dan Thailand pada posisi ke 98. Memang sangat mengecewakan, tetapi inilah faktanya.

Indonesia akan menjadi tuan rumuah Piala AFF 2011. Maka mulai dari sekarang Indonesia harus melakukan pembenahan mengenai segala hal yang berhubungan dengan sepakbola nasional. Diantaranya masalah pemilihan pemain timnas, sistem kompetisi dalam negeri, pembinaan pemain muda, kondisi stadion, supporter dan lainnya. Untuk masalah stadion, Indonesia telah mengalami peningkatan yang pesat karena dibeberapa daerah tercatat ada 10 stadion bertaraf internasional yang sedang dibangun. Perlunya perubahan/reformasi di tubuh PSSI, karena banyak kalangan yang berpendapat bahwa carut-marutnya kompetisi dalam negeri dan penurunan prestasi timnas akibat dari inkonsistensi PSSI. Suporter di Indonesia terkenal fanatik dalam mendukung klub kebanggaannya, sehingga ada dampak negatif yang muncul yaitu rasisme, rasisme inilah yang membuat aura kompetisi yang semakin memanas dan menjurus anarkhis. Dalam pembinaan usia muda, masih dapat dikatakan gagal, hanya sedikit klub yang memberikan kepercayaan (jam terbang) bagi pemain muda yang tetntunya butuh banyak pengalaman. Mengenai pemilihan pemain timnas sepertinya dari tahun ke tahun hampir sama, yang sudah tahu prestasinyapun juga seperti itu saja, sehingga perlu adanya perombakan pemain dengan di isi oleh banyak pemain muda bertalenta, penuh spirit, daya juang dan motivasi tinggi.

Berkaitan dengan perrekrutan pemain muda dalam skuad Timnas Senior, penulis ingin memberikan idenya :
1. Lini Depan di isi duet Boaz Salosa (Persipura) dan Yongki Ariwibowo (Persik). Kedua pemain muda ini memiliki kecepatan dan akselerasi yang baik, sehingga merupakan andalan di dalam skuad utama klubnya. Di musim ISL 2009-2010, Boaz berhasil mencetak 17 gol terpaut 2 gol dari sang Top skorer dan Yongki mencetak 7 gol. Boaz menantarkan Persipura menjadi Runer Up Liga Super Indonesia dan Juara 4 Piala Indonesia. Yongki sukses mengantarkan Persik juara 3 Piala Indonesia tetapi kurang berhasil dalam meloloskan Persik dari jurang degradasi.
2. Lini Tengah di isi Atep Persib (LWF), Ian Kabes Persipura (RWF) dan Ahmad Bustomi Arema & Eka Ramdhani Persib (CMF). Atep dan Kabes sama-sama memiliki skill individu, dribble speed dan akselerasi yang baik untuk menyisir pertahanan lawan dari sayap dan memanjakan para striker. Bustomi dan Eka sama-sama memiliki shot power, shot accuracy dan long pass yang baik sehingga mampu menjadi jenderal lini tengah yang baik.
3. Lini Belakang di isi M. Natsuha Sriwijaya (LWB), Irfan raditya Arema (CB), Ricardo Salampessy Persipura (CB) dan Zulkifli Sukur Arema (RWB). Natsuha dan Zulkifli tak hanya bermain taktis di lini pertahanan tetapi mereka juga sering maju membantu penyerangan. Irfan dan Ricardo sama-sama memiliki postur yang ideal, tangguh dan bermain taktis. Hal ini dapat dilihat kekalahan yang di alami klub yang dibelanya pada musim ISL 2010, dimana Persipura hanya menderita kekalahan 3 kali, Arema hanya kalah 7 kali dan Sriwijaya kalah 14 kali.
4. Kiper di isi oleh Kurnia Mega Arema. Kiper berusia 19 tahun ini berhasil menjaga gawangnya dari kebobolan paling sedikit, mengantarkan arema juara dan menjadi pemain terbaik ISL 2010.
5. Cadangan di isi pemain yang tidak kalah mumpuni dari skuad utama. M. Isnaini PSPS Pekanbaru (CF), Bambang Pamungkas Persija (CF), Arif Suyono Sriwijaya (RWF), Siswanto Persema (LWF), Haryono Persib (CMF), Imanuel Wanggai Persipura (CMF), Beny Wahyudi Arema (LWB), Markus Bachtiar Persijap (CB), Djayusman Triasdi Persebaya (CB), Tony Sucipto Sriwijaya (RWB). Fery Rotinsulu Sriwijaya (GK) dan Danang Wihyatmoko Persijap (GK).


Mungkin di antara pembaca ada yang tidak setuju dengan pilihan di atas. Itu hanya secuil sumbangsing yang dapat saya lakukan untuk memajukan persepakbolaan dalam negeri. Acungkan jari tengah buat mereka yang merendahkan kompetisi sepak bola dalam negeri. Semoga mereka melihat kompetisi sepak bola dalam negeri dari segi pemikiran yang lebih bijak “apabila orang Indonesia tidak menghargai sepak bola negerinya sendiri, apakah mungkin warga Negara lain menghargai sepak bola Indonesia?”…Majulah Indonesiaku…Terbanglah dengan gagah seperti Garuda…

No comments:

Post a Comment